Galapagos Versus Krakatau






VS 



Saat ditanya tentang pulau yang paling menarik di Bumi, kebanyakan ahli biologi evolusi klasik akan menjawab Galapagos. Pulau gunung api yang mengapung di Samudra Pasifik, sekitar 972 kilometer dari Ekuador, ini merupakan ibu bagi teori evolusi Charles Darwin. Terasing di lautan, Galapagos telah dikolonisasi oleh spesies dari daratan sejak jutaan tahun lampau, menciptakan berbagai jenis spesies yang khas.

Charles Darwin (1809-1882) menjadi geolog pertama yang mengunjungi Galapagos tahun 1835. Saat itu, dia menemani Kapten Robert Fitzroy menumpang kapal Beagle untuk menyurvei daerah pesisir Amerika selatan (1831-1836). Saat itulah, Darwin mulai dikenal dengan tulisan-tulisan geologisnya sebelum akhirnya dikenal sebagai Bapak Evolusi.

Darwin tidak hanya terpesona oleh fenomena geologis di Kepulauan Galapagos, dia juga terkesima oleh biota unik dan luar biasa yang dia temukan di sana. Pertemuan dari tiga arus, aktivitas inti bumi, dan keterisolasian membentuk perkembangan kehidupan hewan tidak biasa seperti penyu raksasa, iguana, dan berbagai jenis kutilang yang menginspirasi Darwin membangun teori seleksi alam dan berikutnya teori evolusi manusia yang mengguncang dunia. Keragaman hayati Galapagos dianggap sebagai museum hidup dan percontohan evolusi sehingga UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia yang dilindungi.

Namun, di balik keistimewaan spesies di Galapagos, ada lubang yang tak terjawab tentang bagaimana proses kolonisasi terjadi di sana. Kalau suksesi dan evolusi di Galapagos tidak ada catatan kapan mulainya, Krakatau justru sebaliknya. Krakatau menjadi lokasi yang telah dikunjungi ahli-ahli biologi setelah letusan hebat menghancurkan kepulauan ini pada 1883.

Banyak peneliti beranggapan pulau itu steril pascaletusan dan tahap demi tahap kedatangan kehidupan di pulau itu pun dicatat lewat berbagai kunjungan peneliti, khususnya Belanda. "Tahapan kehidupan di Krakatau terdata paling lengkap. Teori-teori suksesi primer di kawasan tropis lahir dari kegiatan penelitian di kompleks Krakatau, begitu juga pengetahuan tentang pembentukan hutan tropis yang kompleks," ujar ahli botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Profesor Tukirin Partomihardjo, yang aktif meneliti vegetasi di Krakatau selama 30 tahun.

Krakatau menyediakan peluang langka bagi peneliti yang ingin mendeteksi evolusi di pulau dalam kurun waktu lebih pendek dan skala ruang terbatas. Bahkan, kemunculan Gunung Anak Krakatau di atas permukaan laut tahun 1929 sekali lagi memberikan kesempatan kepada peneliti mengamati suksesi primer dan dampak dari letusan kepada kehidupan di sekitarnya.

Ahli botani dari Jerman, Alfred Ernst, dalam bukunya, The New Flora of The Volcanic Island of Krakatau (1908) menganalisis bagaimana kehidupan kembali hadir di Krakatau. Ia mendapati ekosistem Krakatau pada tahap lebih primitif daripada yang dilihat Charles Darwin di Kepulauan Galapagos. Krakatau mendemonstrasikan kekuatan alam kembali membangun ekologi yang kompleks dari tabula rasa.
Sumber : http://sains.kompas.com
Description: Galapagos Versus Krakatau Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Galapagos Versus Krakatau


Shares News - 17.15
Read More Add your Comment 0 komentar


Air Terjun Tawangmangu





Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.
Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata. Obyek tujuan wisata utama adalah air terjun Grojogan Sewu (tinggi 81 m). Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan berbagai bentuk penginapan. Dari Tawangmangu dapat dimulai pendakian ke puncak Gunung Lawu (Pos Cemorokandang). Selain itu, dari sini terdapat jalan tembus yang menuju ke Telaga Sarangan di Magetan lewat Cemorosewu.

Tawangmangu berada pada arel pegunungan yang subur dikelilingi oleh hutan dan perbukitan. Namun demikian kota kecil ini telah terkenal hingga ke manca negara karena kawasan ini merupakan obyek pariwisata yang cocok untuk dijadikan pilihan saat berlibur maupun berdarma wisata.

Selain udaranya yang sejuk, keindahan alam di sekitarnya tidak kalah menarik dengan kawasan lain di indonesia, terlebih lagi didaerah ini terkenal dengan produksi pertanian penghasil sayur mayur selain dari keberadaan obyek wisata Air Terjun Grojokan Sewu. Tawangmangu sendiri telah menjadi pilihan bagi orang-orang perkotaan untuk membangun villa-villa, maupun berinvestasi dengan mendirikan hotel-hotel & penginapan.
Untuk mendukung kemudahan dalam mengakses daerah ini, pemerintah telah mengusahakan perbaikan jalur transportasi dengan melakukan perawatan jalan dan pembangunan jalan baru lintas propinsi dari Tawangmangu sendiri yang berada di Jawa Tengah ke arah Magetan Jawa Timur. Dan sampai dengan saat proses pembangunan jalan masih terus berlangsung melewati perbukitan dan melintas di tengah-tengah lahan pertanian yang asri dengan pemandangan elok di kiri dan kanan sepanjang jalan baru ini. Selain pembangunan jalan, pemerintah juga telah melakukan Rebuilding secara total Pasar Tawangmangu yang tadinya berupa pasar tradisional yang kumuh, kini telah berupa bangunan megah Pasar Wisata, diharapkan dengan rehabilitasi pasar ini para wisatawan yang datang ke Tawangmangu dapat dengan mudah dan leluasa untuk berbelanja segala macam jenis oleh-oleh, maupun hasil bumi dengan lebih nyaman. Untuk itu jangan lewatkan kesempatan anda untuk berkunjung ke Tawangmangu. Ada beberapa lokasi yang sering menjadi lokasi tujuan wisatawan domestic maupun mancanegara, baik yang ada di Kecamatan Tawangmangu sendiri maupun daerah lain di sekitarnya yang dekat dapat diakses dari Tawangmangu, yaitu :
  1. Grojogan Sewu
  2. Air Terjun Pringgodani
  3. Puncak Lawu
  4. Sentra Tanaman Hias (Desa Nglurah)
  5. Bumi perkemahan
  6. Flying Fox
Sumber : http://id.wikipedia.org
Description: Air Terjun Tawangmangu Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Air Terjun Tawangmangu


Shares News - 22.21
Read More Add your Comment 0 komentar


Kawah Putih



Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dan tempat wisata di kawah gunung berapi sekitar 50 km sebelah selatan dari Bandung Jawa Barat di Indonesia [1].


 Kawah Putih danau (7.10 ° S 107,24 ° E) adalah salah satu dari dua kawah yang membentuk Gunung Patuha, sebuah stratovolcano andesitik (sebuah "komposit" Gunung berapi) [2]. Gunung Patuha merupakan salah satu gunung berapi di Jawa banyak. Para Kawah Putih situs dibuka untuk pengunjung pada tahun 1987. Danau itu sendiri adalah 2.430 meter di atas permukaan laut sehingga iklim lokal sering cukup dingin (suhu sering sekitar 10 derajat celsius). Hal ini membuat perubahan cepat dari kelembaban dari utara Jawa polos dan ibukota Jakarta. Kawah Putih adalah danau asam yang cukup besar yang berubah warna dari kebiruan menjadi hijau keputihan, atau coklat, tergantung pada konsentrasi sulfur dan temperatur [3] pasir dan batu di sekitar danau juga telah dicuci ke dalam warna keputihan oleh uap. Dari danau. 


SejarahDanau dikatakan telah ditemukan pada tahun 1837 oleh Dr Franz Wilhelm Junghuhn, seorang ahli botani Jerman yang dilakukan cukup banyak penelitian di Indonesia sampai kematiannya di Lembang, utara Bandung, pada tahun 1864. Pada saat itu, ada berbagai cerita lokal tentang sejarah daerah tersebut. Burung dikatakan enggan untuk terbang di dekat wilayah itu dan penduduk desa di daerah tersebut cenderung menganggap hutan di sekitar danau sebagai menakutkan dan agak misterius. Cerita-cerita ini membuat Dr Junghuhn untuk menyelidiki. Ia menemukan Kawah Putih. Ada mantan tambang belerang di kawah meskipun produksi kini telah berhenti. Sebuah pabrik belerang dikenal sebagai Zwavel Ontgining Kawah Putih pertama kali didirikan di dekat danau selama masa pemerintahan Belanda di Jawa. Tanaman ini kemudian diambil alih selama Perang Dunia II oleh militer Jepang dan dioperasikan di bawah nama Kawah Putih Ciwidey Kenzanka Yokoya. [4] poin Masuk ke terowongan yang mewakili berbagai sisa kegiatan pertambangan dapat dilihat di beberapa titik di sekitar saat ini situs.
Selama abad setelah Franz Wilhelm Junghuhn pertama kali ditemukan danau, pada tahun 1991 milik negara perusahaan kehutanan Indonesia Perhutani Unit III Jakarta Banten murah (Kehutanan Satuan Tidak III untuk Jawa Barat dan Banten) mulai mengembangkan situs sebagai tempat wisata. [ 5][Sunting] SitusDaerah sekitarnya berhutan lebat. Ada jalur ke danau yang dikelilingi oleh dinding tinggi dari kawah meringkuk ke sisi Gunung Patuha. Bau belerang yang kuat karena ada banyak uap gas belerang dan menggelegak dari danau. Ada trek di sekitar danau dan melalui hutan terdekat termasuk ke puncak Gunung Patuha. Pengunjung bisa berjalan di sekitar area kawah atau duduk di berbagai penampungan. Tanaman lokal tidak tersedia secara luas di dataran rendah di Jawa termasuk Jawa Edelweiss dan Cantigy (Vaccinium varingifolium). Hewan dan burung yang dapat melihat termasuk elang, burung hantu, monyet, rusa tikus, dan babi hutan. Kumbang, macan tutul dan ular juga kadang-kadang terlihat di hutan terdekat.Berbagai fasilitas yang sederhana ada di dekat danau. Ada parkir yang luas, toilet umum, dan vendor kewirausahaan menjual pernak-pernik dan makanan. Situs ini baik signposted. Petani setempat sering mengambil kesempatan untuk menjual stroberi (banyak ditanam di daerah tersebut), jagung dikukus, dan berbagai barang lainnya seperti biji labu (Pepita).Kawah Putih dan daerah sekitarnya (di mana terdapat fasilitas seperti resor spa panas) adalah tempat yang populer bagi orang-orang dari Bandung. Pada akhir pekan dan hari libur, jumlahnya cukup besar turis Indonesia mengunjungi Kawah Putih. Situs ini sangat jauh kurang terkenal untuk wisatawan internasional. Menurut staf Perhutani di lokasi, sampai 10.000 orang dapat berkunjung pada liburan sibuk dan jumlah total pengunjung mungkin 300.000 per tahun.

AksesAkses diperoleh dari kiri jalan utama ke selatan dengan memasukkan taman dan melanjutkan di sepanjang jalan akses 5 km [6] belokan dari jalan utama sulit untuk dilewatkan:. Ada papan besar di sebelah kiri utama jalan dan gerbang masuk menonjol. Fasilitas entri dan lokasi kawah dikelola dengan baik oleh staf dari perusahaan milik negara kehutanan Perhutani.Susunan biasa adalah bagi pengunjung untuk meninggalkan kendaraan mereka di parkir utama di masuk ke situs tersebut dan menangkap salah satu dari shuttlebuses mini yang biasa (meninggalkan setiap lima menit atau lebih) untuk 5 km ke kawah. Untuk warga negara Indonesia, biaya masuk ke situs (Oktober 2011) adalah Rp 15.000 ditambah Rp 5.000 untuk naik minibus kembali (total Rp 20.000, sekitar $ US 2.20). Biaya bagi pengunjung asing sedikit lebih tinggi. Pengunjung yang memilih untuk berkendaraan di kendaraan mereka sendiri sampai ke kawah harus membayar biaya secara signifikan lebih tinggi (Rp 150.000, atau $ US 17 per kendaraan ditambah tiket untuk penumpang) [7] Tiket dikeluarkan oleh Perhutani staf dan termasuk asuransi, sementara pada. lokasi [8].Jalan utama adalah jalan yang sibuk selatan dari Bandung melalui kota Soreang, ibukota Kabupaten Bandung, terus turun melalui Pasir Jambu ramai kota. Ply minibus selatan rute dari Bandung dan, tergantung pada lalu lintas, dapat memakan waktu hingga dua jam untuk mencapai pintu masuk ke area Kawah Putih [9]. Ada ribuan kecil pasar tanaman petani di lembah subur di sebelah selatan Bandung yang mengarah menuju daerah Kawah Putih. Lokal makanan tanaman tumbuh mencakup berbagai macam buah-buahan dan sayuran. Sebuah industri strawberry mapan di daerah pertanian strawberry dan banyak buah untuk dijual di sepanjang sisi jalan raya [10].Akomodasi tersedia di berbagai hotel di daerah Patuha dekat dengan kota terdekat Ciwidey dan juga di Soreang [11].

Referensi


  1. ^ Simon Marcus Gower, 'Heading for the hills around Bandung', The Jakarta Post, 29 February 2008 and 'Natural attractions abound in montane Ciwidey', The Jakarta Post, 15 June 2007.
  2. ^ Useful details of the geology of the area at Kawah Putih, including several detailed diagrams, can be found at Erik B. Layman and Sukusen Soemarinda, 'The Patuha vapor-dominated resource West Java, Indonesia', Proceedings, Twenty-Eighth Workshop on Geothermal Reservoir Engineering, Stanford University, Stanford, California, January 27-29, 2003.
  3. ^ A detailed technical discussion is in T.Sriwana, M.J. van Bergen, J.C. Varekamp, S. Sumarti, B. Takano, B.J.H. van Os, and M.J. Leng, Geochemistry of the acid Kawah Putih lake, Patuha Volcano, West Java, Indonesia, Journal of Volcanology and Geothermal Research, 97(1-4), April 2000, pp 77-104.
  4. ^ See notes from the West Java Government tourist site.
  5. ^ The state-owned forestry firm is active, amongst other things, in supporting various community and social projects connected with forestry activities in Indonesia. Some details of these activities are provided on the Perhutani website.
  6. ^ Details are at the Gunung Bagging site which provides information about climbing mountains in Indonesia. Some additional details about the Gunung Bagging website with more information are at Imogen Badgery-Parker, 'Climb ev'ry mountain', The Jakarta Post, 6 December 2009.
  7. ^ Some visitors are dissatisfied with the charges for access in personal vehicles. See 'Pretty, Pricey and Smelly and Smelly: Facing Reality in Kawah Putih', The Jakarta Globe, 20 September 2011.
  8. ^ Further pricing details are available at the Tourism West Java information page.
  9. ^ 'West Java finds it hard to bring in tourists', The Jakarta Post, 17 September 2000.
  10. ^ Lisa Siregar, 'A Delight of Orchids and Strawberries', The Jakarta Globe, 23 December 2008.
  11. ^ There is a range of local hotels such as the Patuha Resort, the Argapuri Resort, and hotels in nearby towns such as Cimanggu and Cilember.
 

Description: Kawah Putih Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Kawah Putih


Shares News - 21.23
Read More Add your Comment 0 komentar


Landscape from Mangunan Orchard





Kebun Buah terletak di desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Pada tahun 2003 Pemerintah Daerah Bantul membangun lokasi ini.  Dari puncak bukit yang terletak di kebun Mangunan, kita dapat melihat pemandangan Pegunungan Seribu dan keindahan yang luas di seberang sungai Oyo.
Mangunan memiliki berbagai wilayah kebun banyak pohon termasuk kebun mangga, rambutan kebun, kebun sawo, duku kebun, dan taman buah banyak lainnya. Selain mendukung fasilitas seperti tempat istirahat, daerah outbound, taman, flying fox, dan begitu juga cukup lengkap. 

Sumber : http://www.annosmile.com
Description: Landscape from Mangunan Orchard Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Landscape from Mangunan Orchard


Shares News - 19.07
Read More Add your Comment 0 komentar


Desa Wisata di Kebonagung Imogiri Yogyakarta





Desa Wisata di Yogyakarta yang tidak begitu diketahui orang, yang mempunyai begitu banyak manfaat,
Desa Kebonagung sudah dijadikan desa wisata pertanian. Kegiatannya meliputi membajak sawah, menanam bibit padi, melihat kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Kebonagung. Lokasi desa wisata ada di dusun Jayan. Masayarakat luar sudah banyak yang sudah melakukan home stay di desa wisata Kebonagung ini. Di sini juga bisa dinikmati Wisata air Bendung Tegal yang juga bisa digunakan untuk olah raga dayung.

Bendung Tegal Imogiri Bantul (Desa Wisata Kebonagung)
Bendung Tegal berada di Desa wisata Kebonagung Imogiri yang jaraknya 17 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Bendung Tegal adalah Bendungan yang membendung Kali Opak, berfungsi sebagai sarana irigrasi sawah di sekitarnya.



Di tempat ini para wisatawan dapat menikmati pemandangan sekaligus berwisata air dengan menggunakan perahu naga. Berita terakhir bahwa event yang telah dilaksanakan di objek wisata Bendung Tegal ini adalah Lomba Perahu Naga tingkat Nasional yang diadakan Oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.


Festival Perahu Naga di Bendung Tegal , Imogiri
Pipo Arokhmanuri - Seksi ODTW Dinas Pariwisata Propinsi DIY mengatakan, Kawasan Bendung Tegal, Imogiri merupakan kawasan yang sedang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul serta desa Kebonagung sebagai kawasan wisata berbasis sungai yang layak dikunjungi.
Saat ini kawasan Kebonagung sudah tersedia fasilitas pendukung seperti : home stay, 5 buah perahu naga.



Wisata air
Wisata air merupakan salah satu paket wisata yang terdapat di wilayah Desa Wisata Kebun Agung. Keberadaan sebuah bendungan besar yang membendung aliran sungai Kali Opak bernama Bendung Tegal menjadi daya tarik utama.
Wisata air yang tersedia antara lain adalah perahu naga dan canoe. Wisatawan yang berkunjung dapat juga menikmati indahnya panorama matahari terbenam diantara pepohonan sekitar Bendung Tegal.



Wisata budaya
Wisata budaya yang terdapat di Desa Wisata Kebon Agung antara lain Kenduri dan Wiwit.

1. Kenduri
Kenduri adalah perayaan, selametan dan doa bersama. Kenduri adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan untuk merayakan atau memperingati momen momen tertentu seperti momen perayaan selametan rumah baru, upacara “nujuh bulanan” dan doa atau tahlilan kematian.

2. Wiwit/labuh
Kata labuh mempunyai makna jatuh atau runtuh. Menurut arti kata setempat yaitu mulai. Wiwit labuh adalah upacara pemberian sesajen atau sesembahan yang berisi hasil hasil pertanian dari alam. Sesembahan ini bertujuan untuk ucap terimakasih serta bentuk syukur atas kenikmatan yang telah diberi dan doa untuk meminta keselamatan dan kedamaian serta kesuburan

Wisata Pertanian
Wisata pertanian menjadi andalan Desa Wisata Kebon Agung. Wisata pertanian adalah sebuah paket wisata yang berupa aktivitas pertanian mulai dari proses menanam (tandur) hingga memanen.

a. Ngluku
Ngluku merupakan salah satu aktivitas pertanian yang mudah dijumpai, terutama di kawasan pedesaan. Ngluku dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan ‘membajak sawah’. Membajak sawah adalah aktivitas menyuburkan tanah dengan cara mencangkul tanah atau menggemburkan tanah lewat garukan atau bajak yang dibawa oleh sapi atau kerbau. Alat tersebut dipasang dibelakan kerbau, kemudian kerbau dicambuk agar menjalankan bajak.

b. Garu
Garu adalah alat pertanian yang bentuknya menyerupai sisir. Garu berfungsi untuk meratakan tanah bajakan atau penggaruk. Menggaru adalah kegiatan meratakan tanah yang dibajak agar rapi dan tertata baik. Tujuan dari menggaru adalah menata tanah agar mudah ditanami sehingga jalur tanaman yang akan ditanam tertata rapi dan jarak yang tanaman yang akan ditanam mempunyai jarak yang rapi.

c. Tandur
Tandur merupakan kegiatan pertanian tahap awal. Pada saat tandur bibit padi ditanam satu persatu sesuai dengan lajur tanam. 

d. Panen
Lain halnya dengan panen, yang merupakan proses mengambil hasil pertanian yang sudah masak atau siap panen. 


Wisata Kesenian Daerah
Bukan hanya kaya akan budaya, Indonesia menjadi Negara yang kaya akan kesenian. Salah satunya adalah seni music khas Jawa yakni Karawitan.

a. Belajar Karawitan/Gamelan
Seni Karawitan adalah seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian (instrumen) tradisional. Gamelan merupakan alat karawitan yang terbuat dari perunggu. Grup dari gamelan terdiri dari siter, kendang dan gong kemodhong. Kelompok alat tersebut terdapat celempung, sitter, sitter panereus, sitter slenthen, kedhang ciblong dan gong gong kemodhong. 

b. Belajar Macapat
Jika dilihat dari tata bahasa, macapat itu mempunyai makna baca empat empat. Bacanya dihubungkan setiap satu kata. Tembang ini baru ada di akhir kerajaan majapahit dan diperkenalkan oleh walisongo yang mempunyai kuasa pada zaman itu. Tetapi itu belum tentu, karena tidak ada tulisan yang bisa membuktikan. Macapat banyak dipakai dalam pemakaian satra jawa ttengahan dan sastra jawa baru. Jika dihubungkan dengan karya Kakimpoi, aturan aturan di macapat lebih gampang.


c. Solawatan
Solawatan adalah senandung yang dilantunkan untuk Sang Maha Pencipta. Nyanyian disampaikan dalam bahasa Jawa dan berisi nasehat ataupun petunjuk tentang kebajikan. Fungsi kesenian ini adalah sebagai alat berdakwah serta untuk hiburan.

d.Jathilan
Jathilan merupakan kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di desa-desa di Jawa. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian. Kemudian para penari bak kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi dengan memegang pecut atau cemeti. 


Wisata Kerajinan Tangan

a.Tatah Sungging
Kerajinan ini terbuat dari lempung kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit sapi atau kambing. Kulit tersebut dijadikan berbagai macam kerajinan seperti kipas, wayang, lukisan, topi dan lain sebagainya.

b.Batik tulis
Batik salah satu kerajinan khas Indonesia. Batik adalah* suatu lukisan yang ditorehkan dalam suatu kain. Motif yang biasa digunkan adalah motif yang sifatnya berulang. Proses pembuatan batik ini menggunakan alat yang sederhana seperti canting dan wajan sebagai wadah malam serta kompor untuk memanasi malam. Canting berfungsi sebagai alat pelukis. Sedangkan malam berfungsi sebagai tinta.

c.Batik keramik
Batik tidak hanya dapat dituangkan dalan kain tetapi juga bisa dibuat dengan media keramik dan benda keras lainnya. Batik dapat dilukis dimedia keramik dalam bentuk hiasan. Batik ini sebagai pelengkap serta hiasan serta pemanis dari sebuah keramik agar tidak polos begitu saja.

d.Batik topeng kayu
Salah satu media membatik selain kain adalah kayu. Tentunya kayu tersebut juga telah berbentuk hiasan seperti hiasan dinding atau topeng. Topeng kayu yang telah diukir sesuai dengan bentuk topeng yang diinginkan, kemudian dihias dengan menggunakan batik. Selain kayu, media yang serupa seperti bamboo serta anyaman dari daun atau rotan juga dapat dijadikan media membatik.

Sumber: kebonagung.com
Description: Desa Wisata di Kebonagung Imogiri Yogyakarta Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Desa Wisata di Kebonagung Imogiri Yogyakarta


Shares News - 18.51
Read More Add your Comment 0 komentar


Pantai Indrayanti





Sundak Timur, Tepus, Wonosari, Gunung Kidul, Jogjakarta

Pantai Indrayanti terletak di kawasan pantai Sundak kecamatan Tepus kabupaten Gunungkidul. Pantai berpasir putih yang menghampar dari Timur hingga Barat ini terbilang baru dan cukup indah. Selain indah, kawasan pantai ini cukup bersih, karena pengelola pantai ini mengenakan denda pada setiap pengunjungnya apabila ketahuan membuang sampah sembarangan.




Pengelola pantai menyediakan beberapa buah jetsky yang bisa disewa para pengunjung pantai untuk menikmati keindahan pantai dari sisi lain, selain kenikmatan berjetsky ria tentunya.  Selepas berjetsky, pengunjung bisa bermain di tepian pantai sembari bermain air laut dan menikmati deburan ombak yang menyapu bibir pantai atau bisa juga berjemur.



Di bagian Barat dari pintu masuk pantai, terdapat gunungan batu karang yang cukup besar dan  elok. Dibalik batu karang tersebut terdapat pantai berpasir putih yang cukup luas.



Lelah bermain air dan berjemur, pengunjung dapat beristirahat di gazebo yang ada di tepian pantai sembari menikmati hidangan makanan ditemani minuman dingin yang menyejukkan.



Pengelola pantai juga menyediakan tempat penginapan untuk rombongan atau keluarga, sehingga para pengunjung bisa beristirahat di kawasan pantai tersebut sambil menikmati malam di pantai.


Fasilitas:
 - Pondok Penginapan
 - Kamar Mandi
 - Gazebo - Gazebo
 - Pondok Panggung

Makanan & Minuman:
 - Ayam Goreng/Bakar
 - Ikan Bakar/Goreng
 - Es Kelapa Muda
 - Es Jeruk

Sumber : http://www.tagtung.com
Description: Pantai Indrayanti Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Pantai Indrayanti


Shares News - 20.33
Read More Add your Comment 0 komentar


Pantai Wediombo






Kawasan Pantai Wediombo terletak di Desa Jepitu, Kecamatan Giri Subo, sekitar 40 km arah tenggara kota Wonosari dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam perjalanan. Pantai ini memiliki pasir putih yang disukai kebanyakan wisatawan ditambah dengan bentuk pantainya yang berbentuk teluk dan landai. Wisatawan dapat menikmati panorama sunset dari pinggir pantai sambil menikmati sejuknya udara pantai. 

Sebagaian besar penduduk dari Kawasan Pantai Wediombo mempunyai mata pencaharian sebagai petani tradisional. Sebagian lainnya juga ada yang bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional yang menggunakan alat pancing sebagai alat tangkapnya. Daerah ini didominasi oleh suku Jawa tetapi mempunyai ciri khas logat bicaranya seperti daerah Banyumasan atau ngapak. 


Kondisi Geografis
Wediombo terletak pada bagian selatan Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Wediombo termasuk daerah paling timur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Daerah ini merupakan daerah pegunungan dimana kekurangan air menjadi sumber masalah bagi kehidupan sehari-hari penduduknya. Rata-rata hari hujan per bulan di Kecamatan Giri Subo adalah 6 hh dari total 70 hh (Tahun 2004) dan curah hujan per bulan 128 mm (2004). Di kawasan Wediombo sendiri masalah kekurangan air agak teratasi karena adanya mata air Puring yang cukup melimpah sumber airnya sehingga dapat mencukupi kebutuhan air sehari-hari di beberapa dusun di kawasan ini.
Kawasan pantai Wediombo di kelilingi oleh pegunungan karst dengan ditumbuhi oleh banyak sekali vegetasi tumbuhan keras. Lahan pertanian cukup luas didaerah ini karena memang sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Adanya pegunungan karst mengakibatkan terbentuknya beberapa gua-gua dan beberapa sungai bawah tanah yang merupakan karakteristik khas topografi karst. 


Pantai Wediombo berasal dari bahasa jawa yang berarti pasir yang luas (wedi : pasir dan ombo : luas). Pantai ini memiliki pasir putih yang terhampar dengan sangat indahnya. Pantai Wediombo berbatasan dengan bukit pegunungan karst. Pantai Wediombo merupakan bagian teluk yang menghadap ke barat sehingga dapat melihat matahari tenggelam (sunset) yang indah. 


Panorama yang dijanjikan ketika wisatawan akan mengunjungi pantai Wediombo tidak hanya pantai yang indah, tetapi juga Keindahan ikan hias yang banyak terdapat di sepanjang tepi pantai sangat memukau. Sungguh sayang bila anda meleatkan kesempatan langka ini mengunjungi pantai dengan yang menawan dan eksotis ini. Mari bersantai sejenak menikmatai pemandangan sambil berpetualang di Wediombo. 

Rasulan
Tradisi Rasulan atau bersih desa selalu digelar setiap tahun sekali pada hari jumat legi sehabis panen yang biasanya diadakan diantara bulan Juli, Agustus dan September. Dalam Rasulan digelar beberapa kesenian daerah antara lain reog, pagelaran wayang kulit, campur sari dan beberapa kesenian daerah lainnya. Selain itu juga digelarnya pasar malam yang diadakan selama 1 minggu penuh ikut menambah semaraknya acara Rasulan. Acara ini melibatkan semua warga di kawasan Wediombo sehingga selain dapat menambah kesadaran akan kelestarian lingkungan juga dapat meningkatkan kebersamaan dan persatuan antar warga.

Ngalangi
Ritual yang diadakan setiap tahun ini bertujuan sebagai tolak balak atau untuk menghindari adanya musibah. Upacara ini dilakukan di pantai Wediombo yaitu dengan membawa sesaji yang berisi berbagai macam masakan dan beberapa bahan lainnya yang kemudian dibawa ke laut. Dahulu prosesi Ngalangi dilakukan dengan menangkap ikan dengan menggunakan gawar yang tebuat dari akar pohon wawar yang menjalar sebagai jaring yang dipancangkan dari bukit Jungwok dan dilakukan secara besama-sama oleh warga setempat . Selain sebagai penolak musibah upacara ini juga sebagai salah satu wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
Description: Pantai Wediombo Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Pantai Wediombo


Shares News - 19.43
Read More Add your Comment 0 komentar


Waduk Gajah Mungkur





Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 3 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Mulai dibangun di akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Untuk membangun waduk ini pemerintah memindahkan penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi bedol desa ke Sitiung, wilayah Provinsi Sumatera Barat.

kuburan di dasar waduk gajah mungkur terlihat di musim kemarau.
Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.


Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama. Perum Jasa Tirta Bengawan Solo kewalahan untuk melakukan perawatan terhadap Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri yang menjadi tugasnya. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) yang parah menyebabkan sedimentasi waduk sangat tinggi.[1].




Referensi
  • Jasa Tirta Kewalahan Atasi Sedimentasi Waduk Gajah Mungkur", tempo.co.id, diakses oktober 2011
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Gajah_Mungkur


    Description: Waduk Gajah Mungkur Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Waduk Gajah Mungkur


    Shares News - 16.50
    Read More Add your Comment 0 komentar


    Pantai Natsepa Maluku




    Pantai Netsepa bisa dikatakan sebagai objek wisata pantai utama di pulau ambon. Pantai ini menjadi semakin indah karena memiliki pasir berwarna putih, membuat suasana berlibur menjadi lebih alami dan menyenangkan. Pengunjung bisa melakukan berbagai aktivitas di pantai netsepa, yaitu berenang, menyewa perahu yang disewakan perjam, atau sekedar menikmati kuliner dari pantai ini, ada kelapa muda yang segar dan yang paling khas dari pantai ini adalah rujak netsepa, anda harus mencobanya ketika berkunjung ke pantai netsepa.

    Banyak sekali kios dan pepohonan di sekitar pantai, membuat suasana wisata anda  menjadi lebih lengkap dengan suasana asri dan kuliner masyarakat disana, pepohonan menciptakan area yang teduh untuk bermain wisatawan,  Hijaunya dedaunan dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih indah karena perpaduan warna hijau, putih, dan biru yang serasi. Pantai netsepa memiliki bibir pantai yang cukup luar, apalagi jika air laut sedang surut, maka pantai ini akan terlihat lebih luas. Anggota keluarga bisa bermain pasir, menguburkan diri dalam pasir, membangun kerajaan pasir atau bermain bola, semuanya akan terlihat menyenangkan, Dengan hembusan angin dan pasir yang halus membuat anak-anak lupa waktu saat sedang bermain bola. Garis pantai yang cenderung lurus mengisyaratkan bahwa pantai tersebut merupakan pantai yang berarus dan berombak kecil. Pantai tersebut terhalang Teluk Baguala sehingga ombak yang masuk pun tidak terlalu besar. Situasi yang demikian membuat pengunjung tidak akan lupa mengabadikan momen-momen berharga ini.

    Kadang-kadang anda bisa menemukan biota-biota laut yang hidup di pinggir pantai ini,Burrow-burrow bekas biota laut yang sangat jelas tampak tersapu oleh guguran ombak kecil. Air yang jernih membuat ikan-ikan kecil bisa dilihat dengan mata, dan beberapa batuan dan material sedimen hasil transportasi pun terlihat jelas dipinggir pantai yang  juga di bayang-bayangi oleh air yang jernih. Batuan dan  material sedimen diperkirakan terbawa oleh arus dan ombak dari asalnya.

     Letak Pantai Netsepa

    Pantai Netsepa terletak Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, merupakan lokasi wisata yang sangat dikenal di Kota Ambon. Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kota Ambon menggunakan transportasi darat, maka sampailah Anda di Pantai Natsepa.

    Untuk mencapai pantai netsepa jika dari ampon anda bisa menumpang “otto”,  otto adalah angkutan penumpang.Jika Dari Terminal Besar di Kota Ambon, bisa memilih jurusan Suli dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Atau jika dari arah Bandara Pattimura, kita bisa menggunakan “otto” jurusan kota, kemudian turun di pertigaan Passo dengan ongkos Rp 5.000 dan dilanjutkan dengan otto yang kearah Pantai Natsepa (bisa menggunakan angkutan bertuliskan Suli, Darussalam, Tulehu) dengan ongkos Rp 2000 sekali jalan.  Dalam tempo sekitar setengah jam, Anda sudah tiba di lokasi Pantai Natsepa. Kendaraan umum ini mulai beroperasi dari pukul 05.00-19.00 WIT. Jika memakai kendaraan sendiri, hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari Kota Ambon karena jaraknya hanya sekitar 18 km dari pusat kota.

    Harga tiket masuk pantai netsepa sangat murah hanya Rp 2000 untuk orang dewasa. Jika Anda membawa kendaraan sendiri, kendaraan Anda hanya perlu membayar Rp 2.500 untuk sekali parkir. Dan jika Anda dengan sepeda motor, biaya masuk motor adalah Rp 1.500.

    Kuliner Dan Fasilitas Lainnya

    Pada sore hari anda bisa melihat matahari terbenam di pantai ini, dan jangan lupa untuk memilih perahu yang disewakan di pantai tersebut.  bahkan anda bisa mendayung sendiri, tetapi jika anda belum ahli dalam hal ini sebaiknya anda tidak mencoba untuk mendayung sendiri. Banyak perahu yang tersedia untuk disewakan. Menyewa perahu per jam sebesar Rp. 25.000 ( dapat mendayung sendiri ataupun meminta orang yang mahir mendayung.)
    Bagi anda yang ingin berenang, tidak perlu kuatir karena di pantai ini terdapat persewaan ban pelampung untuk anak-anak ataupun orang dewasa yang ingin berenang dengan harga sewa per buah Rp. 5.000,-. Selain itu disewakan juga tikar dengan harga yang sama untuk pendatang yang ingin duduk dan bersantai di tepi pantai.

    Untuk masalah kuliner atau perut lapar, anda tidak perlu pikirkan lagi, karena di pantai netsepa banyak sekali kios-kios yang menjajakan makanan dan minuman, menawarkan dagangan rujak, es kelapa muda, pisang goreng, sagu gula, jangung rebus dan lainnya. Kelapa muda terlihat hampir di semua kios, yang nantinya dijadikan es kelapa muda setelah dicampur dengan sirup dan susu. Dalam kondisi haus setelah berkeliling-keliling, es kelapa muda merupakan minuman yang segar untuk mengembalikan tenaga, Selain makanan khas yang tersedia, makanan yang sudah familiar seindonesia juga ada yaitu bakso dan soto. Sarmento (Sarimie Telor) tidak ketinggalan disajikan.


    Kuliner khas pantai netsepa, rujak netsepa

    Bagi yang berkunjung ke pantai netsepa jangan melewatkan kuliner khas pantai ini, cobalah untuk menikmati segarnya rujak netsepa. Rujak nestapa di ambon, maluku  berisi buah-buahan segar dengan bumbu kacang yang di-uleg masih kasar membuat wisatawan ingin segera menyantapnya.  1 porsi rujak berharga Rp 7000 – Rp 10.000, yang membedakannya adalah bumbu rujak yang terbuat dari gula aren tradisional dan kacang yang banyak. Kalau ingin pedas tambahkan cabe yang banyak.
    Sumber : http://indonesia.go.id


    Description: Pantai Natsepa Maluku Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Pantai Natsepa Maluku


    Shares News - 18.08
    Read More Add your Comment 0 komentar


    Tugu Khatulistiwa Pontianak





    Monumen ini menjadi salah satu ikon kota Pontianak, dan selalu bepergian dengan pengunjung, terutama wisatawan yang datang ke kota Pontianak. Monumen Khatulistiwa Khatulistiwa Monumen atau di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasi adalah sekitar 3 km dari pusat kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.


    Monumen ini terdiri dari empat tiang kayu besi, masing-masing dengan diameter sekitar 0,30 meter, ketinggian depan adalah tonggak dari dua tonggak d -3,05 setinggi belakang cerah dan arah panah setinggi 4,40 meter. Diameter lingkaran di tengah ada tulisan EVENAAR 2,11 meter. 2,15 meter arah panjang. Piring kertas di bawah anak panah ditampilkan OLvGr 109o 20 'menunjukkan di mana pilar pendiri khatulistiwa di Bujur Timur.


    Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat puncak matahari, yakni fenomena alam ketika matahari langsung di khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat di atas kepala, menghilangkan semua bayangan benda di permukaan bumi. Pada puncak acara, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat terkena sinar matahari. Demikian juga, bayangan benda-benda lain di sekitar monumen.
    Sun puncak dari peristiwa yang terjadi dua kali setahun, yakni antara 21-23 Maret dan 21-23 September. Ini peristiwa alam menjadi acara tahunan yang menarik di kota Pontianak.
    Sumber : http://tourismindonesian.com
    Description: Tugu Khatulistiwa Pontianak Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Tugu Khatulistiwa Pontianak


    Shares News - 17.43
    Read More Add your Comment 0 komentar


    Pantai Ngobaran






    Datang ke Pantai Ngrenehan dan menikmati ikan bakarnya belum lengkap kalau tak mampir di pantai sebelahnya, Ngobaran. Letak pantai yang bertebing tinggi ini hanya kurang lebih dua kilometer dari Pantai Ngrenehan. Tak jauh bukan? Penduduk Pantai Ngrenehan saja sering membicarakan dan mampir ke Pantai Ngobaran, mengapa anda tidak?
    Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan.




    Tapi yang tak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya yang menarik adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme? Siapa tahu.


    Bangunan yang paling jelas terlihat adalah tempat ibadah semacam pura dengan patung-patung dewa berwarna putih. Tempat peribadatan itu didirikan tahun 2003 untuk memperingati kehadiran Brawijaya V, salah satu keturunan raja Majapahit, di Ngobaran. Orang yang beribadah di tempat ini adalah penganut kepercayaan Kejawan (bukan Kejawen lho). Nama "Kejawan" menurut cerita berasal dari nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan. Pembangun tempat peribadatan ini mengaku sebagai keturunan Brawijaya V dan menunjuk salah satu warga untuk menjaga tempat ini.


    Berjalan ke arah kiri dari tempat peribadatan tersebut, Anda akan menemui sebuah Joglo yang digunakan untuk tempat peribadatan pengikut Kejawen. Saat YogYES berkunjung ke tempat ini, beberapa pengikut Kejawen sedang melakukan sembahyangan. Menurut penduduk setempat, kepercayaan Kejawen berbeda dengan Kejawan. Namun mereka sendiri tak begitu mampu menjelaskan perbedaannya.


    Bila terus menyusuri jalan setapak yang ada di depan Joglo, anda akan menemukan sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Tanaman tersebut dipagari dengan kayu berwarna abu-abu. Titik dimana ranting kering ini tumbuh konon merupakan tempat Brawijaya V berpura-pura membakar diri. Langkah itu ditempuhnya karena Brawijaya V tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Raden Patah (Raja I Demak).


    Kebenaran cerita tentang Brawijaya V ini kini banyak diragukan oleh banyak sejarahwan. Sebabnya, jika memang Raden Patah menyerang Brawijaya V maka akan memberi kesan seolah-olah Islam disebarkan dengan cara kekerasan. Banyak sejarahwan beranggapan bahwa bukti sejarah yang ada tak cukup kuat untuk menyatakan bahwa Raden Patah melakukan penyerangan. Selengkapnya bagaimana, mungkin Anda bisa mencari sendiri. Beberapa meter dari kotak tempat ranting kering tumbuh terdapat pura untuk tempat peribadatan umat Hindu. Tak jelas kapan berdirinya pura tersebut.


    Di bagian depan tempat ranting tumbuh terdapat sebuah masjid berukuran kurang lebih 3x4 meter. Bangunan masjid cukup sederhana karena lantainya pun berupa pasir. Seolah menyatu dengan pantainya. Uniknya, jika kebanyakan masjid di Indonesia menghadap ke Barat, masjid ini menghadap ke selatan. Bagian depan tempat imam memimpin sholat terbuka sehingga langsung dapat melihat lautan. Ketika YOGYES menanyakan pada penduduk setempat, tak banyak yang tahu tentang alasannya. Bahkan, penduduk setempat sendiri heran karena yang membangun pun salah satu Kyai terkenal pengikut Nahdatul Ulama yang tinggal di Panggang, Gunung Kidul. Sebagai petunjuk bagi yang akan sholat, penduduk setempat memberi tanda di tembok dengan pensil merah tentang arah kiblat yang sebenarnya.


    Setelah puas terheran-heran dengan situs peribadatannya, Anda bisa berjalan turun ke pantai. Kalau datang pagi, maka pengunjung akan menjumpai masyarakat pantai tengah memanen rumput laut untuk dijual kepada tengkulak. Mereka biasanya menjual rumput laut dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilo. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
    Namun, kalau datang sore, biasanya Anda akan menjumpai warga tengah mencari landak laut untuk dijadikan makanan malam harinya. Untuk bisa dimakan, landak laut dikepras dulu durinya hingga rata dan kemudian dipecah menggunakan sabit. Daging yang ada di bagian dalam landak laut kemudioan dicongkel. Biasanya warga mencari landak hanya berbekal ember, saringan kelapa, sabit, dan topi kepala untuk menghindari panas.


    Landak laut yang didapat biasanya diberi bumbu berupa garam dan cabe kemudian digoreng. Menurut penduduk, daging landak laut cukup kenyal dan lezat. Sayangnya, tak banyak penduduk yang menjual makanan yang eksotik itu. Tapi kalau mau memesan, coba saja meminta pada salah satu penduduk untuk memasakkan. Siapa tahu, anda juga bisa berbagi ide tentang bagaimana memasak landak laut sehingga warga pantai Ngobaran bisa memakai pengetahuan itu untuk berbisnis meningkatkan taraf kehidupannya.


    Lengkap bukan? Dari keindahan pantai, pesona tempat peribadatan hingga hidangan yang menggoda. Mungkin tak ada di tempat lain.


    Dari kota Yogyakarta se(kitar 65 km) Telusuri jalan Yogyakarta-Wonosari (sepanjang perjalanan akan ditemukan titik-titik yang menjadi ciri khas Gunungkidul) Piyungan --> jalan mulai menanjak dan berkelak kelok --> Tikungan Bokong Semar --> Hargodumilah ( bukit bintang ) --> Patuk --> Tikungan Irung Petruk (sekarang ada jembatan yang memotong tikungan ini) --> Sambi pitu --> Hutan Tleseh ( rest area bunder ) -->Lapangan Udara Gading --> Pertigaan Gading ke Kanan (arah Playen Paliyan --> Dari kecamatan Paliyan terus ke arah selatan menuju Trowono -->  PUSIKLAT TNI AD -->hutan SODONG (jalannya menanjak dan berkeloko-kelok).Di daerah Sodong masih bisa ditemui kera yang bersembunyi di gua-gua di hutan Sodong. 


    Sebelum masuk TROWONO akan melewati telaga Namberan (berfungsi sebagai cadangan air masyarakat sekitar) --> Pasar Trowono ambil arah ke selatan ( lurus ) melewati jalan beraspal yang agak sempit ,berkelok-kelok --> kelurahan Kanigoro Saptosari. Di kanan kiri jalan ditemui pipa-pipa air minum yang dialirkan ke masyarakat dari sumber air di NGobaran --> Pertigaan (ke kiri Pantai Ngrenehan, ke kanan Pantai Ngobaran). 


    Sampai di Pantai Ngobaran, para pengunjung akan dihamparkan suatu pemandangan yangmenakjubkan. Dari atas bukit terlihat ombak yang bergulung mesra membelai karang-karang berselimut rumput laut yang menghijaukan pantai ngobaran. 




    Pantai Ngobaran menawarkan sebuah keindahan dalam pluralisme lingkungannya. Ombak-ombak nan ramah memberikan kesejukan bagi rumput-rumput laut (alba) yang bersemayam di sana. Seperti Wisata Gunungkidullainnya, belum banyak yang tahu tentang obyek wisata pantai ini. Sebenarnya, tidak susah untuk menjangkau Pantai Ngobaran. Untuk para wisatawan yang ingin mengunjungi pantai ini bisa mengikuti rute perjalanan berikut ini : 






    Berbagai sumber 
    Description: Pantai Ngobaran Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: Pantai Ngobaran


    Shares News - 06.45
    Read More Add your Comment 0 komentar